Ular Genteng (common house snake)

Jumat, 01 Juli 2011


Ular genteng / treweng, atau ular cecak, nama kerennya common house snake aka lycodon capucinus
Spesies ini relatif umum menghuni daerah perhutanan, tetapi yang paling sering terlihat di taman-taman dan kebun-kebun atau dekat dengan tempat tinggal manusia. Ular ini tidak berbahaya, tetapi jika diprovokasi mungkin akan tetap digigit oleh mulut kecilnya

Warna tubuh coklat muda, dengan kuning putih atau pucat. Kepala coklat, dan ada sebuah corak kuning pucat khas di leher. Di daerah bibir berwarna kuning pucat dan perut putih.

Rentang spesies di seluruh Asia Tenggara, termasuk seluruh Indocina dan sejauh timur seperti pulau Timor.




Ini info selengkapnya :


Common Wolf Snake (Lycodon Capucinus) atau yang biasa disebuit dengan ular gentng/ular cicak  adalah ular kecil yang masih masuk dalam family Colubridae. Ular ini masih bersaudara dengan corn snake, milk snake & king snake.  Ular genteng lebih suka hidup di daerah yang berumput pendek. Taringnya cukup panjang untuk ukuran tubuhnya yang hanya sekitar 70 cm (jantan dewasa) atau 55 cm (betina dewasa). Mangsa ular ini sebagian besar adalah cicak, kadal & katak.  Tapi ular genteng juga tidak menolak mangsa tikus kecil. Penyebaran ular ini mulai dari Asia hingga Australia.  Ular genteng ini bersifat terrestrial dan lebih banayk menghabiskan waktunya di atas tanah. Tapi ular genteng sangat pandai memanjat pepohonan, tebing tebing, dinding berbatu hingga ke atap rumah. Uklar genteng termasuk hewan nocturnal, karena saat siang, ular genteng lebih memilih untuk tidur bergulung di tempat persembunyiannya yang biasanya di bawah tumpukan kayu, di sudut atap rumah atau di celah celah tebing.
Ular genteng termasuk agresif, terutama sewaktu merasa terganggu. Ular genteng tidak berbisa tapi tentu saja akan menggigit jika merasa terganggu/terancam. Gigitannya cukup bisa membuat luka karena ular genteng juga memiliki taring di rahang atas & bawah. Tapi biasanya setelah dipelihara ular genteng akan cepat jadi jinak.
Ular genteng sudah bisa dikatakan dewasa jika sudah berumur 2 tahun. Saat ini biasanya ular genteng siap kawin. Musim kawin ular genteng adalah sekitar bulan November sampai Januari dan akan mulai bertelur bulan Februari. Telur ular genteng rata rata berjumlah 4 hingga 11 butir dan akan menetas sekitar bulan April atau Mei.

Sediakan tempat bersembunyi dalam kandang jika memelihara ular ini. Sediakan juga potongan kayu dengan posisi berdiri untuk menunjang kesukaan ular ini memanjat. Ular genteng walaupun tidak beracun tapi jika sedang terancam akan mengeluarkan bau yang tidak sedap, berusaha kabur atau bahkan berusaha menggigit  apalagi jika merasa terganggu saat malam hari. Jika merasa terganggu di siang hari, ular ini hanya akan melingkar dan menyembunyikan kepalanya dalam lilitan tubuhnya.

Sumber : www.satwaunik.com

Baca Lanjutannya.. Read more...

Ular Viper Tropidolaemus Wagleri Menetaskan Telur di Dalam Perutnya

Jumat, 06 Mei 2011

viper wagleri

Viper Wagleri merupakan salah satu ular berbisa yang hidup di dataran rendah dan semak belukar tepatnya persebarannya di Asia Tenggara. Ular ini memiliki warna dan bentuk yang eksotis, tak heran kalau para pecinta reptil menyukai ular yang satu ini.

Ular ini memiliki kepala yang besar berbentuk segitiga dengan warna yang bervariasi, corak warna di pulau Sumatra akan berbeda dengan corak warna yang ditemukan di Kalimantan. Ada yang mempunyai warna dasar hitam atau coklat dengan variasi oranye atau kuning, ada pula yang dengan warna dasar hijau dengan pita kuning atau oranye

Terdapat lubang-lubang diantara mata dan hidungnya, lubang ini dapat mendeteksi perbedaan suhu hingga 0,003 derajat C.

Viper Wagleri mempuyai bisa yang digunakan untuk melumpuhkan mangsanya atau untuk pertahanan diri terhadap gangguan binatang lain termasuk manusia. Racun ular viper wagleri termasuk hemotoksin, yaitu racun yang langsung menyerang darah dan sistem sirkulasi. Berbeda dengan racun yang dihasilkan oleh ular kobra yaitu neurotoksin yang meyerang sistem syaraf.

Telur ular viper wagleri ini menetas di dalam tubuh induknya, anak ular yang dihasilkan bisa mencapai 15 sampai 40 ekor anak. Berbeda dengan jenis ular lainnya seperti ular phyton yang telurnya menetas di luar tubuh induknya.

Ular yang jantan lebih kecil dibandingkan dengan yang betina, yang jantan memiliki panjang sekitar 75 cm sedangkan yang betina memiliki panjang sekitar 1 m.

Viper Wagleri ini biasa memakan burung, reptil seperti katak, dan mamalia rodensia. Ular muda makan setiap 14 hari sekali sedangkan ular dewasa makan setiap 30 sampai 40 hari sekali sekali.

Ular berkepala segitiga ini merupakan hewan arboreal, yaitu hewan yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon, dan juga bersifat nocturnal yaitu hewan yang aktif dimalam hari dan tidur disiang hari. Maka dari itu akan sering dijumpai ular ini bermalas malasan di dahan pohon pada waktu siang hari.

viper wagleri
http://www.flickr.com/photos/jmittermeier/4365878410/


viper wagleri
http://www.tropicarium.se/index.php?id=41&ChangeLang=en&lang=en
viper wagleri
http://www.dmcphoto.com/PitViper.html
viper wagleri
http://www.rfadventures.com/Rainforest%20photos.htm
viper wagleri
http://www.istorya.net/forums/science/253198-philippine-species-of-endemic-fauna-philippine_soefa-7.html
viper wagleri
http://www.tropicaldesigns.com/tropical-animals-main.html
viper wagleri
http://www.biopix.com/photo.asp?photoid=67848&photo=tropidolaemus-wagleri

Ular ini termasuk ke dalam Family: Viperidae, Genus: Tropidolaemus, Spesies: T. wagleri. Ular ini dikenal juga dengan nama Wagler's pit viper, temple pit viper, speckled pit viper dan bamboo snake.

Ditemukan di Malaysia barat Thailand selatan, di Indonesia di Sumatra, pulau-pulau di Kepulauan Riau, Bangka, Belitung, Nias, Kepulauan Mentawai (Siberut), Natuna, Karimata, Borneo (Sabah, Sarawak dan Kalimantan), Sulawesi dan Buton, dan di Filipina di pulau Balabac, Basilan, Bohol, Dinagat, Jolo, Leyte, Luzon, Mindanao, Negros, Palawan, Samar dan Tumindao.

Sumber : dinooblog.blogspot.com

Baca Lanjutannya.. Read more...

Chondro (Morelia Viridis)

Rabu, 04 Mei 2011



Green Tree Python (Morelia Viridis) atau yang biasa dikenal dengan nama Chondro banyak terdapat di Papua, Irian Jaya, New Guinea & Australia. Ular Chondro tinggal di habitat yang lembab dan bagian tropis yang hangat. Chondro termasuk satwa yang mulai langka di tempat asalanya karena penghancuran habitat, perdagangan kulitnya & diburu untuk makanan dan obat kulit. Seperti kebanyakan ular pohon, chondro memangsa binatang pengerat (tikus, mencit) dan unggas kecil. Chondro dewasa berukuran panjang hingga 2,1 meter untuk specimen yang besar, sedangkan untuk specimen yang medium, chondro bisa mencapai panjang 1.8 meter. Chondro suka bergelung di pohon, melingkarkan diri dengan kuat di cabang pohon.

Add caption

Chondro memiliki lubang thermosensory di sepanjang labial atas dan bawah. Kebanyakan Chondro berwarna hijau cerah tapi ada beberapa chondro dewasa yang berwarna biru atau kuning (chondro canary). Sebagian besar Chondro memiliki serangkaian titik putih / biru dan atau bintik lateral yang jelas terlihat. Bayi chondro memiliki warna yang sangat variable. Bayi chondro bisa berwarna merah bata, kuning lemon hingga coklat. Anehnya, semua warna ini bisa ditemukan di clutch telur yang sama.

Nama ilmiah Morelia Viridis baru didapatkan pada tahun 1994, sebelumnya nama ilmiah chondro adalah Chondropython viridis. Penggantian nama ini menunjukkan kekerabatan chondro yang sangat dekat dengan carpet python. Bayi chondro bisa berubah warna secara drastis dan ini dimulai saat bayi chondro berumur beberapa minggu hingga berumur 2 tahun. Musim kawin chondro biasanya terjadi pada akhir bulan Agustus hingga akhir bulan Desember dan chondro bertelur sekitar akhir bulan November hingga Februari. Chondro betina harus memiliki tempat untuk bertelur yang menggantung atau telur akan jatuh ke tanah. Masa inkubasi telur chondro adalah 39 hingga 65 hari.

Chondro mencari mangsa di tanah pada malam hari dan tidur di siang hari. Lubang thermosensory membantu mereka mengenali perubahan suhu. Contohnya, jika ada hewan yang bersuhu tubuh hangat mendekati jangkauannya, chondro akan dapat mengenali perubahan suhunya.

Secara keseluruhan, chondro adalah ular yang cantik & sangat popular. Warnanya bervariasi & indah. Tapi walaupun ukurannya cocok sebagai hewan peliharaan, chondro memiliki temperamen yang agak liar. Maka dari itu, dianjurkan hanya yang punya kesabaran dan mungkin sudah berpengalaman yang sebaiknya memelihara chondro.


Mitos tentang Chondro

Saya telah menyertakan bagian ini untuk menghilangkan beberapa keyakinan umum tentang Green Tree Python yang sebenarnya tidak benar. "Sedikit ragi mencemarkan seluruh roti", dan meskipun ada sedikit kebenaran dalam beberapa kepercayaan, persepsi publik sering kehilangan logika dengan kenyataan. Saya harap komentar saya akan dapat meluruskan semua kesalahpahaman publik.


Mitos # 1: "Chondro sulit untuk dipelihara dan hanya untuk para Advance Keeper"
Fakta: Saya tidak merasa bahwa GTPs sulit dipelihara jika kebutuhan khusus mereka dipahami dan dipenuhi. Meskipun memang benar bahwa pemeliharaan mereka tidak semudah pemeliharaan cornsnakes dan tidak akan hidup dalam sembarangan kandang atau lingkungan, memberikan apa yang mereka butuhkan tidaklah sulit. Sementara, memelihara beberapa jenis ular tetap penting sebelum memelihara chondro, dan saya tidak menyarankan mereka untuk ular pertama, mereka dapat dipelihara dengan baik oleh siapapun yang mau belajar dan melakukan memenuhi yang diperlukan.


Mitos # 2: "Chondro adalah ular yang sangat galak dan kejam"
Fakta: Chondro ditangkap dari alam dalam semua jenis temperamen, dari yang paling jinak, sampai yang untouchable. Kebanyakan chondro wild-caught dibesarkan secara captive diurus hanya pada siang hari. Chondro baby itu ringkih, tidak dapat dan tidak dibenarkan untuk dihandle dibawah umur. Kebanyakan WC dewasa akan merespon dengan baik untuk sentuhan lembut. Neonates yang belum sampai usia satu tahun tidak boleh dihandle, untuk mencegah kerusakan tulang belakang (spinal-kinks / spinal-damage). Jika anda ingin membeli chondro jinak untuk dihandling, lebih baik anda membeli chondro adult atau chondro yang sudah berumur lebih dari 1 tahun.
CATATAN: Semua chondros harus diperlakukan dengan lembut setelah gelap, wajar saja bila chondro yang sangat jinak sekalipun dapat sesekali menyerang anda pada setiap gerakan.


Mitos # 3: "Chondro perlu tempat yang sangat lembab dan di misting setiap saat"
Fakta: Ini adalah ide yang buruk yang dapat menyebabkan masalah kulit. Siklus harian kelembaban yang tinggi dan diikuti pengeringan adalah yang terbaik. Jika terrarium Chondro anda akan ditumbuh jamur jika terlalu basah. Ini adalah salah satu yang paling menakutkan dan membingungkan pada aspek perawatan GTP untuk pemula, tapi tidak perlu bingung. Chondro anda tidak akan mati jika kelembabannya kurang. Masalah shedding adalah gejala paling umum salah kelembaban, dan shedding dapat dibantu tanpa masalah.


Mitos # 4: "Chondro memiliki gigi yang besar, panjang, dan tajam"
Fakta: Chondro memang berbeda dari Emerald Tree Boa dari Amerika Selatan, yang memiliki kedua gigi depan atas dan bawah mulut lebih dan sangat besar. Itu tidak berarti bahwa GTPs berkesankan tidak memiliki gigi, tetapi mereka tidak bertaring besar. Sebuah gigitan terasa sakit dari chondro dewasa kurang sakit jika dibandingkan dengan ETB... dan saya bicara dari pengalaman pribadi dalam kedua hal ini, saya memelihara GTP dan ETB.


Mitos # 5: "Anda dapat mengetahui locality dengan melihat penampilan Chondro"
Fakta: Meskipun ada beberapa warna dan pola unik di luar ciri-ciri geografis, yang umumnya terkait dengan chondro ras, terutama Aru dan Pulau Biak bentuk klaim yang paling khas sekadar impian yang terbaik. GTP sangat bervariasi, dan foto foto dokumentasi penangkapan oleh para pencari chondro di alam liar sangat mustahil untuk didapatkan. Entah bagaimana, banyak orang mendapatkan gagasan bahwa sebuah penamaan "locality" pada hewan tertentu membuatnya lebih diinginkan, tetapi tidak ada morphs dan genetik yang diturunkan dari locality.


Mitos # 6: "Banyak Chondro yang mahal, mereka semua senilai harga yang sama"
Fakta: Dibandingkan dengan apa? GTP diproduksi dengan sertifikat, peternak berorientasi mutu itu tidak murah. Python jenis ini tidak mudah berkembang biak, dan bayi dapat menguras cukup tenaga untuk dijaga kelangsungan hidupnya. Ketika datang untuk membeli kualitas, Captive Breed chondro dilahirkan dengan catatan keturunan, feeding chart info, shed, dan info menetas, serta diberitahu expertise advice, Anda akan mendapatkan apa yang anda bayar. Saya menghabiskan ratusan jam untuk menolong mereka yang telah membeli hewan lebih murah dan tetapi tidak dapat mendapatkan bantuan dari penjual.
 
Mitos # 7: "Chondro tidak sulit untuk dibiakkan, banyak orang yang bisa mengembangbiakkannya"
Fakta: Memang benar sekarang ini lebih banyak breeder yang sukses daripada dulu, dan saya ikut senang tentang hal ini. Saya mendukung upaya penangkaran oleh semua orang yang melakukannya dengan integritas tinggi. Juga benar bahwa satu kali copulation, akan banyak baby chondro yang menetas, dan banyak peternak yang mampu menetaskannya tetapi tidak mampu dan tidak bisa memberi mereka makan. Perlu waktu bertahun-tahun untuk belajar dan menyempurnakan teknik yang secara konsisten untuk memproduksi chondro kualitas, dan bahkan peternak terbaik masih kehilangan pegangan akan hal ini. Fakta sederhana bahwa pasar tidak dibanjiri GTP yang dibiakkan secara Captive Breed seperti banyak orang di dunia reptil harus membuka mata dan meminta penjelasan kebenaran tentang farm. Captive Hatch tidak sama dengan Captive Breed !
 
Mitos # 8: "Chondro berwarna biru akan menghasilkan baby Chondro berwarna biru saat dewasa"
Fakta: Sebenarnya, Anda dapat mengganti warna lain untuk "biru" ... kuning yang paling umum. Sebenarnya, sementara para induk yang memiliki sifat yang dikehendaki mungkin memiliki kesempatan yang lebih untuk menghasilkan keturunan dengan sifat yang sama, hanya persentase dari keturunannya akan menunjukkan berbagai tingkat sifat itu. Beberapa garis keturunan yang jelas lebih potensial daripada yang lain, dan hanya dari pengalaman melihat yang sebelumnya, anda bisa membuat penilaian yang baik tentang potensi seekor binatang. Saya tidak akan pernah membayar dengan harga gila-gilaan untuk baby yang hanya dihasilkan dari penampilan indukannya dengan non-proven genetics.


Ini ada beberapa Chondro yang sudah di kembangbiakkan dengan cara kawin silang dan menjadi ular-ular yang menakjubkan, 




















Big Thanks to Uncle Greg M.
 
source : Greg Maxwell

Sumber tambahan : cbreptile.multiply.com
                              www.finegtps.com
                              www.satwaunik.com

Thanks for Visit and Comments

Baca Lanjutannya.. Read more...

Ular Terkecil didunia

Selasa, 03 Mei 2011


Sudah sering mendapatkan ular ini, akhirnya di foto-fotoin deh.

Ramphotyphlops lineatus.

Ular ini TIDAK berbisa, makannya telur cacing dan suka masuk ke liang pasir....
termasuk keluarga ular primitif dengan mata dan sisik sangat kecil. mata buta karena memang hidup di pasir.

yang membedakan dengan cacing, ular ini bersisik, sedangkan cacing tidak bersisik dan berlendir.... bergerak seperti ular dengan membentuk gerakan spiral.


keterangan singkat dari wikipedia
Common names: long tailed blindsnakes, long-tailed blind snakes,worm snakes

Ramphotyphlops is a genus of non-venomous blind snakes found in southern and southeast Asia and Australia, with one species inhabiting the Americas, as well as many islands in the southern Pacific Ocean. They occur in a wide variety of habitats. Currently, 49 species are recognized


Keterangan dari data sioux :
Ramphotyphlops lineatus (Schlegel, 1839)
Original Name : Typhlops lineatus
Synonym : Typhlops lineatus Boie, 1827 (nomen nudum); Typhlops lineatus var. sumatrana Werner, 1896
Type : RMNH 3692a,b from Java, Indonesia
Common Name : Striped Blind Snake
Vernacular Name : Ular cacing; Ular besi
Distribution : S China, Vietnam, Laos, Cambodia, Thailand, Peninsular Malaysia, Singapore, Nias, Sumatra, Bangka, Java, Madura, Kalimantan, Sarawak and Sabah

jangan dibunuh ya....
selain membantu mengatur populasi cacing ditanah karena makan telur cacing, ular TERKECIL didunia ini adalah salah satu dari sekian juta satwa liar yang eksotis dan unik di bumi ini...

JANGAN BUNUH ULAR.. :)

SIOUX - Lembaga Studi Ular Indonesia
Sumber : siouxindonesia.multiply.com

Baca Lanjutannya.. Read more...

Sphenodon punctatus Tuatara

Senin, 02 Mei 2011

Tuatara pernah hidup di seluruh daratan Selandia Baru tetapi bertahan di alam liar hanya pada sekitar 30 pulau-pulau lepas pantai.  Pulau-pulau memiliki karakteristik bebas dari ancaman seperti tikus dan predator mamalia lain yang diketahui memangsa Tuatara muda dan telur-telur Tuatara.

Pulau-pulau biasanya ditempati oleh koloni kadal, mamalia, dan burung laut yang sedang berkembang biak, hal ini semuanya dibutuhkan oleh Tuatara untuk bertahan hidup.


Tuatara adalah reptil kuno teman main dinosaurus, Tuatara memiliki keragaman genetik yang rendah dari suatu spesies. keanekaragaman genetik rendah memiliki implikasi bagi hewan seberapa baik ditempatkan untuk mengatasi perubahan iklim masa depan, dan juga untuk kelangsungan hidup populasi yang baru didirikan. Ini bisa jadi kelemahan sekaligus kelebihan yang di miliki Tuatara.
Keragaman genetik yang rendah sering dikaitkan dengan kerentanan terhadap patogen baru dan keberhasilan reproduksi rendah tetapi memiliki kemampuan untuk mengatasi perubahan lingkungan di masa depan.

Hanya ada dua jenis tuatara yang diakui asli Selandia Baru terdiri dari dua subspesies. Yang pertama The northern tuatara / Tuatara Selatan ( Sphenodon punctatus punctatus ) ada di pulau-pulau dari Bay of Plenty utara, dan yang kedua adalah The Cook Strait tuatara / Tuatara Selat Cook (S. punctatus).
suatu subspesies yang ada di Takapourewa (Stephens Island) dan Kepulauan Trio di Marlborough Sounds.  

Spesies Tuatara lainnya ada di Pulau Brothers (S. guntheri) sedikit lebih jauh dari Kepulauan Marlborough Sounds. Namun Tuatara ini sedikit lebih kecil badannya.
Pada tahun 2009 penelitian meneliti DNA dan data allozyme untuk semua populasi dan menyimpulkan Tuatara digambarkan sebagai spesies tunggal terbaik yang berisi varian geografis yang khas dan penting.

Kehidupan tuatara

Tuatara jantan yang lebih besar dari betina dan memiliki punggung lebih menonjol dengan di penuhi duri (seperti iguana) sepanjang punggung. Mereka berdua menjadi seksual dewasa ketika mereka 15 sampai 20 tahun.
Seperti reptil lain suhu sangat berpengaruh untuk menentukan calon bayi yang akan lahir, jika suhu panas maka lahir Tuatara jantan. Ini menyebabkan Tuatara sulit mencari pasangan bila ada pemanasan global.


Fakta tentang Tuatara : 

• Tuatara dapat menahan nafas mereka selama satu jam!
• Mereka tumbuh sangat lambat dan hanya berhenti tumbuh pada usia 35 tahun.
• Mereka dapat hidup sampai lebih dari 100 tahun.
• Seperti reptil lain, Tuatara adalah hewan berdarah dingin.
• tuatara aktif di malam hari dan lebih suka cuaca dingin. Namun mereka akan sering berjemur di bawah sinar matahari untuk menghangatkan tubuh mereka
• Pada malam hari bila tidak hujan mereka keluar untuk berburu makanan - terutama serangga, kadal dan burung laut dan telur ayam.
• Tuatara remaja berburu makanan pada siang hari - untuk menghindari dimakan oleh tuatara dewasa pada malam hari!
• Warna tuatara berkisar dari hijau zaitun sampai coklat ke oranye-merah, dan mereka dapat mengubah warna selama hidupnya
• Tuatara berganti kulit mereka sekali setahun
• Mereka sering hidup di liang tua yang sebelumnya digali oleh burung laut.
• saat menetas tuatara menggunakan 'gigi telur' mereka, seperti sebuah paku di ujung moncong mereka, untuk keluar dari telur mereka. 'gigi telur' ini akan jatuh setelah tiga minggu pertama menetas.
• Tuatara jantan memiliki lambang khas dari duri di sepanjang leher dan punggung yang dia bisa kipas keluar untuk menarik betina atau saat bertengkar dengan pejantan lain.
• Tuatara adalah makhluk luar biasa. Mereka talah mengalami jaman pra-sejarah, kita harus melindungi mereka agar tidak punah.

Kabarnya para ahli dan peneliti akhirnya bersuka cita karena salah satu hewan asli Selandia baru ini akhirnya memiliki selusin telur setelah berusia 111 tahun.Tuatara betina bisa menyimpan sperma jantan sampai bertahun-tahun.
BRAVO Tuatara!

Baca Lanjutannya.. Read more...

Lariangon / Picung (Rhabdophis subminiatus)

Ular Lariangon umumnya dikenal sebagai ular picung, ular yang tak berbahaya, atau berbisa sangat lemah. Tapi jangan salah justru sebaliknya ular ini berbahaya.
Red necked keelback atau Rhabdophis subminiatus


memiliki ciri khas warna merah pada bagian leher setelah warna hijau hingga kuning, tapi karena warnanya yang cemerlang, ular ini kerap dipelihara orang dan dijadikan hewan peliharaan. Dengan bisa campuran dari beberapa procoagulant, cukup utk membunuh seekor anjing besar.

Gejala yang dari gigitan ular ini adalah pendarahan yg terjadi dibeberapa bagian tubuh, muntah,sakit perut, collapse, nausea, sakit kepala dll. Bisa ular ini punya efek samping yang timbul dalam jangka waktu lama seperti : Gagal ginjal, Bahkan stroke yg mampu menyebabkan kematian.

Jika ada yang bilang, sehabis digigit ular ini tidak terjadi efek apa apa, ini dikarenakan tering tidak mengenai nya. Jenis ular ini bukan python tetapi masuk kedalam kelas colubrid (Colubridae), bertaring pendek, taring ular ini terletak di rahang atas bagian belakang (bagian dalam), jadi jika sudah dikunyah, racun bisa nya sudah pasti keluar!


Meskipun mudah jinak, ular ini sukar diperkirakan sifatnya dan tiba-tiba saja dapat menggigit pemeliharanya tanpa tanda-tanda khusus.
Ular ini makan burung, kadal, tikus kecil atau pingkies (anak tikus), katak, ikan - ikan kecil dan cicak.

Bisa ular picung menimbulkan efek yang dapat membahayakan jiwa korban, yakni berupa menurunnya kemampuan pembekuan darah sehingga terjadi pendarahan pada organ-organ dalam tubuh. Beberapa korban memerlukan perawatan serius di rumah sakit untuk memulihkan sistem peredaran darahnya yang terganggu oleh bisa.


Diyakini bahwa kasus semacam ini cukup banyak terjadi dan sudah tercatat dengan baik di berberapa negara termasuk Singapura dan A.S. Oleh sebab itu, beberapa kalangan menganjurkan agar ular ini dikategorikan sebagai ular yang berbahaya atau yang harus ditangani secara amat hati-hati.

Baca Lanjutannya.. Read more...

Boiga multimaculata

Minggu, 01 Mei 2011

Add caption
Family: Colubridae
Genus: Boiga
Species: multimaculata
Common Names : Large Spotted Cat Snake , Marble Cat Snake , Many-spotted Cat Snake
Region : Indian Sub-continent, North Asia, Southeast Asia (Bangladesh, Brunei, Cambodia, China, Hong Kong, Indonesia, India, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapore, Thailand, Vietnam)
Local Range : Sumatra, Jawa, Kalimantan.
Adult Length in Metres: 0.70 m s/d 1.87 m
Habitat : Hutan tropis, dataran rendah sekitar sungai / kali pd ketinggian 1700 m
Habits : Nocturnal, arboreal. Dpt ditemukan melingkar pd cabang pohon, sesekali mencari makan di dasar hutan. Tidak berusaha untuk lari jika bertemu predator. Membunuh mangsanya dengan cara membelit.
Mangsa : Telur mereka sendiri, burung, ular, kadal..
Venom : Tidak diketahui
Efek klinis : Kemungkinan terkena bisa rendah / ringan
Efek lokal pd luka : tidak terlalu sakit dan sedikit rasa panas pd luka

Untuk sementara segini aja dulu ya, bagi yang lebih tau mungkin bisa kirim2 komen atau info-infonya untuk ular yang satu ini. tengkyu

Baca Lanjutannya.. Read more...

Click to Save the Rainforest

Save the Rainforest

Click to Stop Global Warming

Stop Global Warming

This site sponsored

EasyHits4U.com - Your Free Traffic Exchange - 1:1 Exchange Ratio, 5-Tier Referral Program. FREE Advertising!

  © Blogger template Brownium by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP